BALADA ANGAN ANGIN-ANGIN


Di penghujung senja yang mulai memudar
aku merasa hampa
pada angan yang pernah kugenggam

aku merasa nasibku memucuk
dalam batas cekak yang tak lagi seluas dulu
memang hanya bayang
namun rasanya begitu nyata mencegat

di hari lalu
aku berujar untuk minta satu waktu
untuk meraih kembali
angan  yang terangin-angin
siapa tahu jika saja bisa menjadi jejak bagi kakiku
di esok hari

namun seketika anganku menjadi kelu
langkahku gontai berharap ini hanya akan berlalu
ketika tanggungan masih ada satu
aku tak mampu berseru
tak kuasa aku merajuk
pikirku
kusudahi saja
ini telah cukup

memang aku masih punya suara untuk berseru
dan mulut yang masih sanggup berucap
tapi aku merasa
hidupku ini telah cukup
tak perlu lagi menjadi beban di punggung

ahh... sungguh aku tak sanggup
barangkali aku hanya perlu mengeja
dengan sedikit lebih sungguh
maka tak perlu kupinta
dengan seruan dan ucapanku

bagaimanapun
masih ingin kugenggam angan itu
biamana senja benar-benar berlalu
bahkan saat malam merayap datang
dikemudian pun
mauku sanggup menggenggam angan itu
membawanya seiring langkahku

dan aku berharap
ejaanku akan cukup fasih
sampai menjadi lagu
yang kunyanyikaan hingga purnawaktu.

Kudus, 12 September 2014

Komentar

Postingan populer dari blog ini

A little bite of cookie

DI SEBUAH KEBUN JAGUNG KAU MENEMUKANKU