“SEGALA PERKARA YANG TERJADI MEMBUATKU MENGERTI APA ARTINYA MENCINTAI TUHAN.”


                                                                                                                                                                                 
Fuuuhhh.... lagi termehek-mehek ney sama Tuhan, saat aku menoleh sedikit ke belakang. Sepanjang sepuluh tahun perjalanan hidupku ini Tuhan nyatakan banyak hal yang dulu aku gak ngerti. Bahkan rancangan-Nya yang sempat tergambar di mataku melebihi batas hidup yang aku pikirkan. Di kota ini proses Tuhan buat kehidupan dan pribadiku semakin lengkap, walau belum sempurna namun sedang menuju ke kesempurnaan sesuai dengan gambaran yang sudah sejak dahulu direncanakan-Nya.

“Tuhan tidak akan pernah meminta kita pergi ke suatu tempat dimana Dia tidak memimpin. Tuhan juga tidak akan meminta kita mengerjakan suatu hal yang mana Dia tidak membimbing.”

Kata-kata itu kuperoleh dari seorang sahabatku di masa SMA. Kata-kata itu yang pernah menjadi kekuatan saat aku merasa tersesat di penggalan perjalanan hidupku, kata-kata yang membuatku bertahan sampai hari ini. Sekarang tak kusesali sedikitpun setiap jalan yang aku lalui.

Terharu...perasaan itu yang terlukis di hatiku. Sepanjang waktu ini bukan hal mudah yang dapat dipahami tapi ketika aku tetap diam dekat kaki Tuhan, sedikit demi sedikit Dia ungkapkan semua yang tidak kupahami. Seperti seorang Bapa yang sedang berbicara kepada anak-Nya saat si anak meletakkan kepala di pangkuan Bapanya. Tangan Bapa yang kuat dan kokoh itu membelai lembut rambutku dengan penuh kasih ^_^

Setiap kata-kata yang aku dengar dari Bapa selalu membawaku melihat secercah sinar terjauh di hadapanku. Sungguh jarak pandang yang kuat tiba-tiba dikaruniakan-Nya kepadaku. Dan ini yang aku rasa: bahwa setiap orang yang diperkenan oleh Tuhan selalu berhadapan dengan proses yang berliku tapi semuanya tetap dalam pengawasan ketat Tuhan. Seperti tanah liat terpilih yang diproses sedemikian rupa untuk dijadikan bejana indah oleh Sang Penjunan, keindahan selalu tampak setelah proses paling akhir terlewati.

“Jika karakter kita kuat maka mau seheboh apapun topan dunia, pasti bakal lempeng adja jalannya. Namun untuk mendapatkan karakter kuat seturut dengan impian itu setiap pribadi harus mau ‘digodhog’ sama Tuhan melalui berbagai situasi dan kondisi. Maka berbahagialah mereka yang menyadari bahwa karakternya sedang ‘digodhog’. Bagi yang belum sadar, mari sadarilah dan mulai bersyukur karena suatu pertahanan yang kokoh sedang dibangun.”

Kuncinya hanya satu: tetap melekat pada Tuhan bahkan makin melekat, tetap rendah hati; demikianlah setiap hal dari hidup kita bisa direvisi sama Tuhan supaya menjadi baik buat kita dan sesama.

Saat ini masih abstrak apa yang bisa dirasakan namun nanti pada waktu-Nya semua akan dinyatakan jelas di hadapan mata kita.

Selamat menikmati proses wahai: tanah liat, bejana, ataupun bejana yang rusak.......... ^_^
Tuhan mengasihi kita semua

Sharing dan perenungan
Solo, 16 Juni 2012
00.33 


Komentar

Postingan populer dari blog ini

BALADA ANGAN ANGIN-ANGIN

A little bite of cookie

DI SEBUAH KEBUN JAGUNG KAU MENEMUKANKU