Kebun jagung ini berjarak 200 meter dari rumah Kakekku, luasnya ternyata tidak lebih dari 2 hektar. Pagi yang dingin ini tak menghalangiku untuk mengunjunginya meski bukan masa panen, karena masih dibutuhkan waktu dua bulan lagi bagi tongkol-tongkol jagung yang terselip itu siap untuk dipetik. Dua hari ini hatiku serasa membeku, peristiwa yang baru saja terjadi membuatku sedih sampai tak mampu lagi menangis. Di kebun jagung ini pernah terjadi dua hal sekaligus yang mengubah hidupku sebagai seorang Dias. Sejenak aku teringat saat usiaku masih 5 tahun, dahulu kebun ini serasa sebuah hutan lebat yang ditumbuhi tanaman jagung dewasa dengan rapat sampai-sampai aku menangis karena tidak dapat menemukan jalan keluar dari dalamnya. Masih melekat dalam ingatanku bagaimana takutnya aku saat itu, dalam benakku aku merasa sudah tamat hidupku. aku membayangkan bahwa aku tersesat ke sebuah dunia yang lain yang berbeda dengan yang selama ini aku kenal. Tidak ada Papa, Mama, Kakek, Nenek, ...